Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

IHSAN DALAM BERDEBAT

Secara sederhana ihsan dapat diartikan dengan al-itqan (baik;cerdas;profesional). Profesional dalam hal segala pekerjaan, profesional dalam bermuamalah, Profesional berucap. Semuanya ini termasuk akhlak Islam.(Amru Kalid:38)

”Sesungguhnya Allah meyukai bila seseorang dari kalian melakukan suatu pekerjaan dengan baik (profesional)”(HR.Ath-thabrani dalam kitab Al-Mu’jam al-Ausath (901) dan Abu Ya’la dalam Musnadnya (4386))

Ihsan dalam beribadah dalam sebuah hadist yang sangat masyhur, saat Rasulullah ditanya oleh Jibril,”Jelaskan kepadaku, apa itu ihsan?” Beliau menjawab,”Ihsan ialah beribadah kepada Tuhan seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak dapat melihatnya, yakinlah bahwa dia itu pasti melihat kamu” (HR.Bukhari & Muslim)

Hendaknya setiap kegiatan yang kita lakukan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, termasuk belajar. Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum yang mewujudkan pengetahuan dan ilmunya dalam bentuk hasil pemikiran dan diutarakan melalui berkomunikasi. Komunikasi ini dapat berupa pengungkapan pendapat yang sering kali terlibat dalam arus perberdebat. Di sinilah peran Rasulullah sebagai tauladan kita berbuat ihsan dalam bertutur kata dan dalam berdebat. Wahai sahabatku, maukah kalian tahu bagaimana caranya?

”Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)”(QS.Al-Isra’:53)

”Dan bantahlah mereka dengan ihsan(cara yang baik).”(QS.an-Nahl:125)

Mari kita belajar dari Rasulullah, bagaimana adab beliau dalam berdiskusi (bermusyawarah).

Utbah bin Rabi’ah telah datang kepada Rasulullah. Kaum Muslimin saat itu berada dalam kondisi yang sangat sulit akibat teror dan siksaan orang-orag musyrik Mekkah. Kemudian Utbah mengutarakan usulan murahan kepada Rasulullah. Dia menawarkan sejumlah harta, jabatan, dan wanita kepada beliau agar meninggalkan dakwahnya. Namun bagaimanakah Rasulullah menanggapinya? Bagaimana beliau berdiskusi dengannya?

Beliau berkata, ”Katakanlah wahai Abu walid, aku siap mendengarkanmu.” setelah Utbah usai, Rasulullah bertanya”Apakah engkau telah selesai (berbicara), Abu Walid?”

Subhanallah di sini terlihat walau Utbah yang nyata-nyata orang yang telah merendahkan Rasulullah dengan menawarkan hal-hal tersebut, namun apa yang dilakukan Rasulullah? Beliau tidak serta merta tesulut amarah, tidak mencaci maki, bahkan tidak mengusir Utbah dengan tidak terhormat, seperti apa yang terjadi di kehidupan sekarang ini. Beliau tetap mendengarkan hingga Utbah selesai dan menanggapinya dengan ihsan (cara yang baik). Belajarlah kita semua dari adab-adab Rasulullah saw. Dan berbuat baiklah kita hingga berdebat sekalipun.

Ihsan dalam bertutur kata seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kepada siapa saja, terutama kepada orang tua kita.

”Dan terhadap kedua orang tua, berbuat baiklah...” (QS.Al-isra’:23)

Sering kali kita mengabaikan perasaan orang tua kita dengan berkata dan bersikap seenaknya. Hal ini berbeda sekali dengan apa yang kita perbuat di depan tamu dan penjabat dengan memperlakukan mereka begitu hormatnya bahkan membungkukkan badan sebagai wujud berbuat baik. Padahal siapakah yang membiayai sekolah dan hidup kita? Siapa yang lebih banyak memberikan cinta, doa serta mencurahkan sepenuh hati kasih sayangnya kepada kita? Lupakah kita. Merekalah orang tua kita, yang sepantasnya paling kita hormati, tanpa mengesampingkan penghormatan dan berbuat baik kepada siapa pun. Bersikaplah kita kepada orang tua kita dalam pandangan mata-jangan pernah memelototinya, dalam berucap-jangan pernah mengeraskan suara di hadapannya, dan pandanglah keduanya dengan wajah yang berseri-seri.

Bila sedang dalam melakukan pertentangan dengan kata-kata ”Saya tidak sependapat” atau ”Pendapat lemah macam apa ini” sungguh dengan kata-kata dan intonansi yang kasar akan saling menyulut amarah, dan amarah menghilangkan akal sehat serta menghilangkan sikap manusia dari kebaikan. Bandingkan dengan kata-kata ”Apa yang ibu inginkan?” atau ”Yang terhormat, mungkin Anda harus mendengarkan pendapat saya.” yang dibarengi dengan intonasi yang lembut juga dibarengi sikap hormat kepada lawan bicara. Tentu dalam percakapan tersebut memunculkan hal-hal yang baik, tanpa perpecahan, bahkan marah walau dalam pertentangan sekalipun.

Subhanallah! Alangkah indahnya jika kita memilih kata-kata dan intonasi suara yang lembut, manis dan indah.

Inilah sedikit ilmu yang dapat dibagikan. Hendaknya kita saling megingatkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS